Aspek-aspek perkembangan remaja



Nama               : Edwin Munip
Nim                  : 2011611059
Fakultas           : Psikologi
Mata Kuliah     : Psi Perkembangan 2 
Dosen              : Devi Sani, M.Psi., Psi.
1. Aspek-aspek perkembangan remaja
a.       Aspek perkembangan fisik
Perubahan fisik pada perempuan :
Ø  Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang).
Ø  Terjadi pertumbuhan payudara.
Ø  Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kaki.
Ø  Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.
Ø  Bulu kemaluan menjadi keriting.
Ø  Terjadi peristiwa masturbasi/haid.
Ø  Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
      Perubahan fisik pada laki-laki :
Ø  Terjadinya pertumbuhan tulang-tulang.
Ø  Testis (buah pelir) membesar.
Ø  Tumbuh bulu berwarna gelap pada kemaluan.
Ø  Terjadi awal perubahan nada suara.
Ø  Mengalami ejakulasi (keluarna air mani).
Ø  Bulu kemaluan menjadi keriting.
Ø  Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal setiap tahunnya.
Ø  Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan jenggot).
Ø  Tumbuh bulu di ketiak.
Ø    Terjadi akhir perubahan suara.
Ø   Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
Ø  Tumbuh bulu di dada dan kaki.
b.      Aspek perkembangan kognitif
Ø  Mampu melakukan abstraksi.
Ø   Mampu memaknai arti kiasan dan simbolik.
Ø  Mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
Ø  Mampu berfikir abstrak, logis, dan rasional.
Ø  Mampu berfikir dengan fleksibel dan kompleks.
Ø  Mampu mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai.
Ø  Informasi yang di dapat tidak langsung di terima begitu saja kedalam skema kognitif mereka.
Ø   Mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting.
Ø   Mampu memikirkan tentang masa depan dengan pemecahan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
Ø  Berfikir operasi formal yang memungkinkan terbukanya topik-topik baru, dan ekspresi (perluasan) berpikir. Horizon berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi aspek agama, keadilan, moralitas, dan identitas.
c.      Aspek perkembangan sosial
Ø  Menjalin hubungan baik dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara).
Ø  Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga.
Ø  Berusaha membantu anggota keluarga, sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan.
Ø  Adanya kesadaran akan kesunyian sehingga menyebabkan remaja berusaha mencari pergaulan.
Ø  Meningkatnya kemampuan penyesuain diri dengan lingkungan.
Ø  Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah/kampus.
Ø  Berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah/kampus.
Ø  Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah/kampus.
Ø  Bersikap hormat dapa guru, pemimpin, dan staf yang ada di sekolah/kampus.
Ø  Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain.
Ø  Bersifat simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain.
Ø  Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Ø  Dapat menerima dan member kritikan.
Ø  Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis.
Ø  Sadar akan dirinya tentang bagaimana pandangan lawan jenis mengenai dirinya.
Ø  Mulai tampak kecendrungan untuk memilih karier tertentu.
Ø  Memiliki kecendrungan menyerah/mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby), atau keinginan orang lain.
Ø  Cendrung melepaskan diri dari orang tua dan lebih senang bergabung dengan teman sebaya.


d.       Aspek perkembangan emosi
a.       Remaja awal
·         Mempunyai kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan respons mereka biasanya berlebihan.
·         Cendrung mudah tersinggung, mudah merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
·         Terkadang cendrung menyendiri, sehingga merasa terasing
·         Sulit mengontrol diri.
·         Cendrung cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitar.
b.      Remaja akhir
·         Mulai meragukan apa yang disebut baik atau buruk.
·         Sering ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap paling benar.
·         Mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa.
·         Mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, prilaku yang semakin dewasa.
·         Emosi mulai stabil.
·         Tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis, dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar.
2. Aspek-aspek perkembangan dewasa muda
a.       Aspek perkembangan fisik
a) Kekuatan dan Energi
Ø  Membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua.
Ø  Memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
b) Ketekunan
Ø  mencapai kemapanan ekonomis (economically es­tablished), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan.
Ø  umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan.
Ø  sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
c) Motivasi

Ø  dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan.
Ø  merniliki motivasi Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal.
Ø  bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.
b.      Aspek perkembangan kognitif
Ø  keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi).
Ø  berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Ø  telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang.
Ø  mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif dan kreatifya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
Ø  Jan Sinnot (1984, 1998, dikutip dari Papalia, Olds, dan Feldman, 2001), ada empat ciri perkembangan kognitif masa post-formal berikut :
  1. Shifting gears adalah kemampuan mengaitkan penalaran abstrak (abstracts rea­soning) dengan hal-hal yang bersifat praktis. Artinya, individu bukan hanya mampu melahirkan pemikiran abstrak, melain-kan juga mampu menjelaskanymenjabarkan hal-hal abstrak (konsep ide) menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterap-kan langsung. Dalam hal ini akan dikenal dengan ungkap-an seperti, “This might work on paper but not in real life”. 
  2. Multiple causality, multiple solutions,mampu memahami suatu masalah bukan  disebabkan satu faktor, tetapi berbagai faktor (multiple factors). Karena itu, untuk dapat menyelesaikannya, diperlukan kemampuan berpikir untuk mencari berbagai alternatif solusi (divergent think­ing). Tidak berpikir kaku (rigid thinking] pada satu jenis penyelesaian saja. Masa ini dikenal dengan istilah, “Let’s try it your way, if that doesn’t work, we can try my way”. 
  3. Pragmatism. Orang yang berpikir postformal biasanya bersikap pragmatis, artinya ia mampu menyadari dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Pemikiran praktis yang dilahirkan dalam memecah­kan suatu masalah pada tahap ini harus benar-benar mengenai sasaran (goal oriented). Individu dapat menghargai pilihan solusi orang lain. Sebab, cara penyelesaian masalah bagi tiap orang berbeda-beda, tergantung cara orang itu berpikir. Ungkapan yang tepat untuk masa pragmatisme ini adalah, “If you want the most practical solu­tion, do this. If you want the quickest solution, do that”. 
  4. Awareness of paradox. Memasuki masa postformal benar-benar menyadari bahwa  hal-hal yang bersifat paradoks (kontradiktif) dalam mengambil suatu keputusan guna menyelesaikan suatu masalah. Yang dimaksud paradoks (kontradiktif) adalah penyelesaian suatu masalah akan dihadapkan suatu dilema yang saling bertentangan antara dua hal dari masalah tersebut Bila ia mengambil suatu keputusan, keputusan tersebut akan memberi dampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Hal yang positif tentunya akan memberi keuntungan diri-sendiri, tetapi mungkin akan merugikan orang lain. Atau sebaliknya, hal yang negatif akan merugi­kan diri sendiri, tetapi akan memberi keuntungan bagi orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian (ketegasan) untuk menghadapi suatu konflik, tanpa harus melanggar prinsip kebenaran ataupun keadilan. Dalam hal ini, dikenal ungkapan, “Doing this will give him what he wants, but it will only make kirn unhappy in the end”
c.      Aspek perkembangan sosial
Ø  mempersiapkan diri menuju kehidupan bersama melalui pernikahan dan hidup berkeluarga.
d.       Aspek perkembangan emosi
Ø  Terjadi hubungan yang intim dengan pasangannya.
Ø  Terjadi hubungan tertutup dengan kedua orang tuanya.Dewasa akan membina hubungan rapat atau sebaliknya merasa terasing jika tidak mahir membina hubungan
Sumber :
Ø  http://www.psychologymania.com/2011/09/periodesisasi-perkembangan-masa      dewasa.html
Ø  http://es.slideshare.net/swirawan/tugas-perkembangan-ii-emosi-dewasa-awal
3. Aspek-aspek perkembangan dewasa pertengahan
a.       Aspek perkembangan fisik
a.       Rusaknya fungsi organ seksual
Setelah usia 50 tahun,  terjadi penurunan berangsur-angsur pada aktivitas gonad, walaupun pada usia 70 tahun dan 80 tahun pria masih bisa membuahi istrinya.
b.      Nafsu seksual menurun
Menurunnya fungsi organ seksual akibat dari rusaknya fungsi gonad dan sebagian disebabkan oleh hal-hal yang bersifat psikologis, misalnya hubungan perkawian atau pkerjaan yang tidak serasi, kekhawatiran tentang masalah ekonomi atau rumah tangga.
c.       Penampilan kelelakian menurun
Dengan menurunnya aktivitas gonad, pria kehilangan ciri kelelakiannya dan menampilkan beberapa ciri yag bersifat kewanitaan, misalnya intonasi suara menjadi lebih tinggi, rambut di kepala dan di tubuh berkurang, tubuh  menjadi lebih gemuk sedikit, terutama pada paha dan perut.
d.      Gelisah akan kepriaannya
Laki-laki yang penampilan dan tingkah lakunya kurang maskulin akan lebih memperhatikan kejantanannya. Keadaan ini sering mengarah keinpoten.
e.       Ketidaknyamanan fisik
Banyak pria usia madya mengeluh karena  depresi, gelisah, lekas marah, sensasi yang sungguh menggelikan, kepala pusing, insomnia, gangguan pencernaan, ketegangan, rasa tidak menentu secara tiba-tiba letih dan masih banyak penyakit kecil-kecilan. Beberapa kondisi ini memang nyata namun beberapa lainnya hanyalah khayalan.   
f.       Menurunnya Kekuatan dan daya tahan tubuh
Kesehatan yang buruk dan sebagian lagi dari difesiensi gonad. karena nilai sosial yang tinggi yang ditaruh pad daya tahan tubuh dan kesehatan, pria pada umumnya merasa bahwa mereka telah kehilangan keperkasaan apabila kesehatan dan daya tahan tubuhnya mulai menurun.

b.      Aspek perkembangan kognitif
Ø  Perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan bahasa.
Ø  kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis dan nilai.
c.      Aspek perkembangan sosioemosional
Bahaya personal usia madya dalam menyesuaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru. Dari itu semua, ada enam macam yang dianggap umum dan serius.
1)      Diterimanya kepercayaan tradisional
Diterimanya kepercayaan tradisional tentang ciri-ciri usia madya mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perubahan perilaku fisik yang terjad seiring dengna bertambahnya usia. Seseorang yang mengalami menopause misalnya, seiring disebut sebagai “masa krisis” (critical period), kepercayaan seperti ini dapat menambah rasa takut yang tidak menentu, seperti dikatakan oleh parker.
2)      Idealisasi anak muda
Banyak orang usia madya khususnya kaum pria secara konstan menentang pengelompokan usia dalam pola perilaku umum. Seorang pria mungkin akan menolak untuk patuh mengikuti rese dokter tentang diet atau akaa menolak untuk membatasi kegiatan walaupun dengan alasan dengan kesehatan.. Sikap pemberontak seperti itu berasal dari pengenalan terhadap nilai bahwa masyarakat mengikat anak muda dan karena itu mereka menentang terhadap setiap bentuk pembatasan, ini berarti mereka sedang tumbuh menjadi lebih tua. Kondisi yang seperti ini menyebabkan mereka yang berusia madya menderita biasa atau lebih serius.

3)      Perubahan peran
Merubah peran bukanlah masalah yang mudah, terutama setelah seseorang telah memainkan peran tertentu selama periode waktu yang relatif lama dan telah belajar memperoleh kepuasan dari peran tersebut. Suatu peran nampaknya dapat mengakibatkan kekakuan sehingga proses penyesuaian terhadap peran lain akan menjadi sulit.
4)      Perubahan keinginan dan minat
Bahaya besar dalam penyesuaian diri seseorang pada masa usia madya timbul karena ia mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya sesuai dengan tingkat ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta memburuknya tigkat kesehatan fisik. Apabila hal ini tidak dilakukan mereka akan merasa bosan dan bingung karena mereka tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan waktu yang begitu banyak. Seperti seorang dewasa yang menjadi bosan pada waktu mereka harus mencari berbagai kegiatan dan keinginan untuk mengisi waktu yang begitu banyak.
5)      Simbol status
Pada umumnya wanita semakin tua semakin tertarik pada simbol status, yang dianggap sebagai ciri-ciri umum, yang dapat membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial, apabila keluarga tidak berusaha untuk mencapai atau memiliki symbol yang diinginkan. Dalam kasus seperti ini, ada tiga reaksi umum sebagai bagian dari wanita yang sangat membutuhkan simbol tersebut.
1)      akan mengeluh dan mengomeli suaminya yang tidak dapat menyedakan cukup uang untuk memperoleh status tersebut.
2)       akan bersikap boros dan menjerumuskan keluarganya dengan melakukan utang.
3)      berbuat sesuatu dengan bekerja misalnya agar mempunyai cukup uang demi mencukupi kebutuhannya.
Semua pola respon tersebut merupakan tanda betapa besar keinginan seseorang untuk memperoleh simbol status. Sikap seperti ini dapat menimbulakn percekcokan dengan keluarga, terutama perilaku yang ketiga tadi yang menjadikan banyak pria menjawab dan bersikap tidak menyenangkan. Karena ia sadar hal itu tidak mungkin ia peroleh.  
6)      Aspirasi yang tidak realistis
Mempunyai keinginan yang tidak realistis tentang apa yang ingin dicapai menghadapi masalah yang serius dalam proses penyesuaian diri dan sosial, apabila kelak ia menyadari bahwa ia tidak bisa mencapai tujuan tersebut. Sikap merupakan faktor bawaan sejak masa remaja. Bahaya ini merupakan efek langsung bagi pria, sedang wanita merupakan efek tidak langsung apabila suaminya atau tidak mampu untuk mencapai cit-cita yang diinginkan.
7)      Perubahan kepribadian
Hilangnya keperkasaan menyebabkan sejumlah orang usia madya berperilaku hampir sama dengan orang berusia muda yang sedang menunjukkan kejantanannya, dimana ia masih mempunyai istri namun terlibat juga dalam urusan cinta dengan perempuan lain.
Sumber : http://hijricahayailmu.blogspot.com/2010/12/ilmu-pskologi.html
3. Pengertian dan tanda-tanda penyakit  Alzheimer pada dewasa akhir
Penyakit alzheimer adalah penyakit yang termasuk dalam penyakit demensia. Penyakit ini biasanya diderita oleh orang-orang dengan usia lanjut. Demensia adalah gangguan pada otak yang mempengaruhi memori seseorang dan keterampilan penalaran. Orang yang menderita penyakit demensia biasanya akan kesulitan dalam mengingat, berbicara dengan jelas, dan berpikir dengan baik. Penyakit Alzheimer ini tidak menular, biasanya diderita oleh orang yang berusia lanjut, dan jarang sekali diderita oleh orang yang berusia muda.
Penyakit ini dinamakan Penyakit Alzheimer karena seorang dokter yang bernama Alois Alzheimer melihat ada perubahan dalam jaringan otak seseorang yang telah meninggal dunia karena penyakit mental.
Gejala-gejala (tanda-tanda) penyakit alzheimer lainnya, sebagai berikut :
      Kebingungan, orang yang menderita penyakit alzheimer akan selalu merasa kebingungan dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.
      Sulit melakukan kegiatan sehari-hari misalnya makan, mandi, dan lainnya.
      Orang yang menderita alzheimer akan mudah marah, Perubahan emosi yang sangat signifikan terjadi pada orang yang menderita alzheimer.
      Sulit berbicara dengan jelas
      Sulit mengingat hal-hal baru dan yang telah dia lakukan.
      Sulit mengingat orang-orang disekitarnya.
Sumber : http://mediainformasi.org/penyakit-alzheimer-dan-gejala-alzheimer

Komentar

Postingan Populer