PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
PROPOSAL
PENELITIAN KUALITATIF
GOTONG
ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT BOGOR
(Study
pada komunitas warga di desa Wates Jaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor)
A.LATAR
BELAKANG
Manusia
adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan orang
lain dalam berbagai hal. Sejak manusia bergabung dalam suatu masyarakat, keselarasan
menjadi suatu kebutuhan. Bermasyarakat jauh lebih menguntungkan, efisien dan
efektif dari pada hidup sendiri. Demi kebutuhan hidup manusia membutuhkan
berkerja sama bersama orang, dan mengikat diri dalam bermasyarakat ,sehingga
terbentuklah pola kerja sama yang terdapat dalam gotong royong
Kerja
sama yang di lakukan secara bersama-sama di sebut gotong royong. Dalam warga
gotong royong menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang saling meringankan
beban masing-masing pekerjaan. Adanya tolong menolong merupakan bukti
keselarasan hidup berdemokrasi antar komunitas warga yang merupakan konsekuensi
hubungan sosial.
Gotong-royong sebagai
bentuk solidaritas sosial,
terbentuk karena adanya
bantuan dari pihak lain,
untuk kepentingan pribadi
ataupun kepentingan kelompok,sehingga di
dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap warga sebagai satu kesatuan sosial
masyarakat desa.
Gotong-royong sebagai ciri dari bangsa Indonesia terutama
di pedesaan berlaku secara
turun temurun, sehingga
membentuk perilaku sosial
yang nyata ,kemudian membentuk
tata nilai kehidupan
sosial. Adanya nilai
tersebut menyebabkan gotong-royong selalu terbina dalam kehidupan
komunitas sebagai suatu warisan budaya yang
patut di lestarikan.
Gotong-royong dalam
bentuk tolong menolong
dan dalam bentuk
kerja bakti keduanya berbeda
dalam hal kepentingan,
bahwa tolong-menolong di lakukan
untuk kepentingan perseorangan dalam
hal kesusahan ataupun
memerlukan curahan tenaga
dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga yang
bersangkutan mendapat keuntungan
dengan adanya bantuan sukarela. Sedangkan
kerja-bakti dilakukan untuk
kepentingan bersama,
sehingga keuntungan untuk
merasakannya di dapat secara
bersama-sama, baik bagi
warga bersangkutan maupun orang lain walaupun tidak turut serta dalam
kerja bakti ,hal ini di pengaruhi oleh rasa kebersamaan antar warga komunitas
yang di lakukan secara
sukarela tanpa adanya
jaminan berupa upah
atau pembayaran dalam bentuk lainnya.
Sumitro Maskun
(1994 - 18) mengemukakan,ciri – ciri masyarakat desa sebenarnya dapat di
lihat dalam ke hidupan sehari – hari, di
mana mereka mementingkan rasa kekeluargaan dari pada sifat bersaing. Bintarto (1980 : 24) mengemukakan,
Nilai itu dalam sistem budaya orang Indonesia mengandung empat konsep, ialah :
(1) Manusia itu tidak sendiri di
dunia ini tetapi
di lingkungi oleh komunitinya,
masyarakatnya dan alam
semesta sekitarnya. Di dalam
sistem makrokosmos tersebut
ia merasakan dirinya
hanya sebagai unsur kecil
saja, yang ikut
terbawa oleh proses
peredaran alam semesta
yang maha besar
itu. (2) Dengan demikian,
manusia pada hakekatnya
tergantung dalam segala
aspek kehidupannya kepada
sesamanya. (3) Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin
memelihara hubungan baik dengan
sesamanya terdorong oleh
jiwa sama rata
sama rasa, dan
(4) selalu berusaha untuk sedapat
mungkin bersifat konform,
berbuat sama dengan
sesamanya dalam komuniti,
terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah dalam suatu wilayah (territory).
Salah
satu budaya gotong royong yang masih ada yaitu kegiatan yang memerlukan bantuan
dari warga lainnya seprti penyelenggaraan khitanan ,perkawinan atau dalam pembuatan
rumah .Demikian halnya kerja bakti dan tolong menolong menjadi suatu budaya
bangsa Indonesia merupakan
perwujudan dari kematangan demokrasi
Bersamaan dengan
tumbuhnya penduduk, maka
kegiatan tolong menolong
mulai memunculkan adanya pamrih,walaupun tidak secara langsung dalam
bentuk imbalan nyata. Proyek semacam ini
misalnya pembuatan jalan, maka pembukaan
jalan akan di lakukan warga komunitas yang di lalui oleh jalan
tersebut, atau pembuatan bendungan di mana tanah urugan di kerjakan
oleh warga yang di minta bantuan tenaganya, dan pekerjaan semacam ini banyak juga
di lakukan dengan tujuan
untuk hal-hal tertentu,
sehingga biaya pembangunan
proyek dapat di tekan,
namun akibatnya terjadi pemaksaan secara halus demi
pembangunan . Datangnya budaya induvidulisme dan mterialisme mempengaruhi
perilaku masyarakat.
Peneliti
termotivasi dalam mengkaji bagaimana mempertahankan budaya gotong royong di
desa Wates Jaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor pada zaman ini di mana
budaya materi dalam bentuk imbalan sudah mulai menjamur sampai ke desa. Rasa
kebersamaan terlihat mulai pudar dalam
warga dan ini menjadi bahan yang perlu di teliti lebih lanjut.
B.RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini berusah menjawab
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah
masyarakat Bogor khususnya desa Wates Jaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor masih
menerapkan perilaku gotong royong?
2. Bagaimana
bentuk gotong royong dalam masyarakat Bogor khususnya di desa Wates Jaya
kecamatan Cigombong kabupaten Bogor ?
C.MAKSUD
DAN TUJUAN PENELITIAN
Berdasrkan
rumusan masalah di atas ,maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apakah masyarakat masih menerapkan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat Bogor.
2. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk gotong royong yang di gunakan masyarakat Bogor
khususnya desa Wates Jaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor
D.KEGUNAAN
PENELITIAN
Adapun
kegunaan penelitien ini di harapkan berdaya guna sebagai berikut :
1. Untuk
memberikan informasi kepada masyarakat tentang penerapan kegiatan gotong royong
2. Untuk
memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang implementasi bentuk gotong
royong pada masyarakat Bogor khususnya desa Wates Jaya kecamatan Cigombong.
E.DEFINISI KONSEP
Konsep
merupakan unsur pokok dari penelitian.Jika
masalahnya dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah di ketahui
pula fakta mengenai gejala – gejala yang menjadi pokok penelitian dan suatu
konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau
gejala itu sendiri.
Dari
konsep pembahasan tersebut, peneliti membatasi sejumlah konsep yang di ajukan
dalam penelitian dengan judul Budaya Gotong Royong Dalam Kehidupan Masyarakat
Bogor (Studi Pada Komunitas Warga di desa Wates Jaya kecamatan Cigombong
kabupaten Bogor) yang meliputi konsep – konsep sebagai berikut :
1. Gotong
Royong dan Kerja Bakti
Gotong
Royong dan kerja bakti merupakan dua konsep yang tidak dapat di pisahkan. Gotong
Royong dan Kerja Bakti merupakan pusat perhatian yang terletak pada variasi
langkah dan cara manusia bekerja sama dalam suatu komunitas manusia atau
kelompok sosial. Bekerja sama ini meliputi kerja bakti dan tolong
menolong.Dalam gotong royong, komunitas harus mempunyai makna, pola –pola
tindakan dan bagaimana makna dan pola – pola itu di artikulasikan suatu
pemerintahan kecil .
Di
pedesaan sifat gotong royong masih dapat kita rasakan di bandingkan di
perkotaan. Interaksi antara warga dalam hubungan kekeluargaan masih kuat
sekali. Kerja bakti dalam perbaikan jalan, kebersihan, siskamling, perbaikan
rumah,pertanian,dan lain - lain masih terlihat. Kepadatan penduduk dalam suatu
komunitas menyebabkan rasa solidaritas warga mulai terkikis dengan adanya jasa
dalam bentuk uang. Dalam perbaikan rumah akibat gempa bumi misalnya warga mulai
enggan membantu tampa adanya imbalan
jasa. Adanya budaya asing yang berperilaku indivualisme dan materialisme masuk
ke pedesaan yang mempengaruhi secara tidak langsung perilaku warga desa.
2. Masyarakat
Bogor
Dalam
penelitian masyarakat Bogor adalah masyarakat yang tnggal dan hidup di desa
Wates Jaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor. Gotong royong merupakan cici
khas warga setempat dalam pembangunan. Budaya gotong royong ini masih terasa di
desa Wates Jaya kecamatan Cigombong merupakan warisan nenek moyang yang sudah
turun temurun dan masih di lestarikan. Sifat tolong menolong sesama warga masih
ada walaupun hampir pudar dengan imbalan jasa dalam hal pertanian, perbaikan
rumah ,dan lain – lain. Adanya kebudayaan asing yang individualisme dan
materarialisme yang masuk ke pedesaan.mempengaruhi perilaku masyarakat Bogor.
Pemberian
dana sumbangan dari pemerintah ataupun swata dengan tujuan pembangunan desa,
kadang kala di mamfaatkan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Hal ini
membuat pembangunan desa tersendat – sendat karena dana terpakai. Akhirnya
timbullah konflik pada warga yang meminta uang jasa dalam bergotong royong
dalam pembangunan desa. Sifat warga mulai merasa enggan bila melaksanakan kerja
bakti walaupun hanya sedikit warga seperti itu. Hal ini yang tidak sesuai jiwa
gotong royong,dari rakyat ,oleh rakyat ,dan untuk rakyat.
Sifat
– sifat warga bogor sedikit - sedikit mulai pudar dalam hal bergotong royong.
Sifat ini terdapat pada para pemuda desa. Terlihat mereka mementingakan diri
sendiri dalam suatu komunitas warga, walaupun sedikit tetapi berpengaruh untuk
yang lainnya.
F.KERANGKA
TEORITIK
Dalam
penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni teori Soerjono Soekanto tahun 1982. Ini menjadi konsep dasar teoritik
yang sangat berpengaruh dalam penelitian karena memiliki tendensi – tendensi
pemikiran yang kuat untuk menganalisis penelitian secara jelas.dalam
bermasyarakat.Adapun kerangka pemikiran sebagai berikut :
·
Teori gotong royong dalam
masyarakat
Dalam
teori gotong royong dalam arti tolong menolong dalam masyarakat sebagaimana
yang di utarakan Soerjono Soekanto ,jumlah kelompok dan kesatuan sosial ,di samping
individu ,juga warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari – hari manusia sebagai
mahluk sosial cenderung saling membutuhkan .
Makna
pertama,Sikap gotong royong itu seharusnya di miliki oleh seluruh elemen atau
lapisan masyarakat yang ada di desa Wates Jaya kecamatan Cigombong. Kerena
dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan kegiatan dengan bergotong
royong..dengan demikian segala sesuatu yang akan di kerjakan dapat lebih mudah
dan cepat di selesaikan yang pastinya pembangunan di daerah tersebut akan
semakin lancar dan maju.
Bukan
itu saja tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat
dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau
silaturahmi akan semakin erat.Hal ini termasuk termasuk dalam teori
behavioristik atau struktural dalam kehidupan
Makna
kedua,cara individualisme yang hanya mementingkan diri sendiri maka akan
memperlambat pembangunan desa. Karena individualisme itu dapat menimbulkan
keserakahan dan kesenjangan di antara masyarakat tersebut. Pembangunan berjalan
tersendat –sendat .jika hal ini terjadi karena tidak adanya dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal yang terpenting adanya masyarakat yang mendiami suatu
wilayah,khususnya pedesaan.
Makna
ketiga,masyarakat merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan
yang lain. Di mana setiap kelompok cenderung membutuhkan atau bantuan dengan
yang lain. Kebersamaan yang mepersatukan sifat – sifat perseorangan yang di
komunikasikan secara simpati dan empati. Geneinschaft of place, yaitu kelompok
yang terdiri dari orang – orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat
saling tolong menolong ,contoh Rukun tetangga ,Rukun Warga. Geneinschaft of
place di artikan bentuk ikatan bersama berupa ikatan lahir yang bersifat pokok
dalam jangka waktu tetentu ,di dasarkan pada adanya kebutuhan timbal balik.
G.METODE
PENELITIAN
Skripsi
ini tersusun berdasarkan dengan kelengkapan ilmiah yang di sebut metode
penelitian ,yaitu cara penelitian sesuai dengan cabang – cabang ilmu yang
menjadi sasaran atau objeknya. Di dasarkan secara sistematis dan logis dalam
upaya pencarian data yang bekenaan dengan masalah guna di olah, di analisis, di
ambil kesimpulan dan selanjutnya di carikan solusinya.
Metode
penelitian di maksudkan agar penelitian tidak di ragukan bobot dalam hal
kualitas dan dapat di pertanggung jawabkan validitasnya secara alamiah. khusus
tentang apa dan bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, Obyek penelitian,
jenis dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan teknik keabsahan data.
a. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Penelitian
menggunakan pendekatan fenomenologi. Alfred Schutz sebagai salah satu tokoh
teori ini berpendirian bahwa tindakan manusia menjadi suatu hubungan sosial
bila manusia memberi arti atau makna tertentu terhadap tindakannya itu, dan
manusia lain memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti.
Ada
empat unsur pokok dari teori ini yakni:
Ø Pertama,
perhatian terhadap aktor.
Ø Kedua,
memusatkan pada pernyataan yang penting atau yang pokok dan kepada sikap yang
wajar atau alamiah (natural attitude).
Ø Ketiga,
memusatkan perhatian terhadap masalah mikro.
Ø Keempat,
memperhatikan pertumbuhan, perubahan dan proses tindakan dalam dinamika agama,
sosial dan budaya masyarakat urban
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan
etnografis, yang mencoba melakukan pengumpulan, penggolongan
(pengklasifikasian) dan penganalisaan terhadap budaya gotong royong di dalam
masyarakat Bogor
Jenis
penelitian ini termasuk kualitatif dengan berdasarkan pada : data yang muncul
berwujud kata – kata dan bukan rangkaian angka. Serta dengan metode penelitian
deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk :
1. Mengumpulkan
informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2. Mengidentifikasi
masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3. Membuat
perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan
apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.
Dengan
demikian, metode deskriptif ini di gunakan untuk menggambarkan secara
sistematis dan mendalam fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu, dalam hal ini kajian budaya gotong royong, secara aktual dan cermat.
Metode
deskriptif pada hakekatnya adalah
mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan pada observasi
dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Membuat kategori
pelaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi. Dengan suasana
alamiah berarti peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha memanipulasi
variabel karena kehadirannya mungkin mempengaruhi gejala, peneliti harus
berusaha memperkecil pengaruh tersebut.
Sedangkan
metode yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu melakukan analisis terhadap Budaya Gotong Royong Dalam kehidupan
Masyarakat Bogor studi di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor dari
segi kemasyarakatan dalam hal gotong royong dalam proses saling membutuhkan satu
dengan yang lain.
Penelitian
kualitatif biasanya menekankan observatif partisipatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Maka dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada observasi dan
wawancara mendalam dalam menggali data bagi proses validitas penelitian ini,
tetapi tetap menggunakan dokumentasi.
Melihat
konsepsi penelitian di atas, maka sudah sesuai dengan konteks permasalahan yang
di angkat dalam penelitian ini. Karena dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui Budaya Gotong Royong Dalam Kehidupan Masyarakat Bogor studi di desa
Wates Jaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor.
Setelah
mendapatkan data atau informasi yang di maksud, maka langkah selanjutnya yang
di tempuh oleh peneliti yaitu menggambarkan informasi atau data tersebut secara
sistematis untuk kemudian di analisis dengan menggunakan perbandingan dan
perpaduan dengan teori yang sudah ada.
b. Obyek
Penelitian
Wilayah
penelitian yang di jadikan obyek atau sasaran dalam penelitian ini. Sebagaimana
di jelaskan dalam konseptualisasi penelitian yaitu Gotong Royong dam kehidupan masyarakat
Bogor yang digunakan dalam proses gotong royong masyarakat Bogor studi di desa
Wates Jaya kecamatan cigombong kabupatebn Bogor,
Alasan
di pilihnya desa ini adalah karena komunitasnya masih kuat mempertahankan
identitas kulturalnya, Kuatnya identitas kultural tersebut di perkuat dengan
masih mentradisinya bentuk – bentuk kebersamaan dalam realitas kehidupan sehari
– hari. Dengan memiliki aksesbilitas yang lebih terbuka serta kondisi sosial
ekonomi rendah dan mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi.
c. Jenis
dan Sumber data
Jenis
data dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta
sumber data yang tertulis. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini, di.sesuaikan
dengan apa yang di konsepsikan oleh Lofland dan Lofland (1984: 47), bahwa
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.Berikut ini akan
peneliti jelaskan mengenai jenis-jenis data yang berbentuk kata-kata dan
tindakan serta sumber data yang tertulis.
1. Kata-kata
dan Tindakan
Kata-kata
dan tindakan yang di amati atau di wawancarai merupakan sumber utama. Sumber
data utama di catat melalui cacatan tertulis atau melalui perekaman video /
audio tape, pengambilan foto atau film..Dalam upaya mengumpulkan sumber data
yang berupa kata-kata dan tindakan dengan menggunakan alat (instrumen).
penelitian seperti tersebut di atas merupakan konsep yang ideal, tetapi dalam
konteks.
Peneliti melakukan proses wawancara dalam
upaya menggali data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian ini,
peneliti hanya menggunakan alat bantu yang berupa referensi sebagai pisau bedah
di lapangan dan buku tulis serta bolpoint untuk mencatat informasi yang di sampaikan
oleh informan yakni tokoh – tokoh masyarakat dan ketua adat yang ada dalam
komunitas Bogor yang cukup berpengaruh.
2. Sumber
Tertulis
Sumber
tertulis dapat di katakan sebagai sumber kedua yang berasal dari luar sumber
kata-kata dan tindakan. Di lihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal
dari sumber tertulis dapat di bagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber
dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.Dalam konteks ini, upaya untuk
menggali data informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti
mencari sumber data tertulis untuk memperkuat hasil penelitian. Dalam hal ini
peneliti mendapatkan sumber data tertulis berupa buku yang berkaitan dengan
kajian Budaya Gotong Royong Masyarakat Bogor dan berbagai buku penunjang lainnya..
d. Tahap-Tahap
Penelitian
Tahap-tahap
penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1) Tahap
Pra Lapangan
i.
Menyusun Rancangan
Penelitian
Membuat
rumusan permasalahan yang akan di jadikan obyek penelitian, untuk kemudian
membuat matrik usulan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga
membuat proposal penelitian.
ii. Memilih Lapangan Penelitian
Penentuan
lapangan penelitian ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif,
pergilah dan jajakilah lapangan untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan
kenyataan yang berada di lapangan.
iii. Mengurus Perizinan
Setelah
membuat usulan penelitian dalam bentuk proposal, peneliti mengurus izin kepada
atasan peneliti sendiri, dan lain-lain.
iv Tahap
Orientasi
Pada
tahap ini, peneliti akan mengadakan pengumpulan data secara umum, melakukan
observasi dan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi luas mengenai
hal-hal yang umum dari obyek penelitian.
2) Tahap
orientasi
Informasi dari sejumlah responden di analisis
untuk memperoleh hal-hal yang menonjol, menarik, penting dan berguna bagi
penelitian selanjutnya secara mendalam. Informasi seperti itulah yang selanjutnya
di gunakan sebagai fokus penelitian.
3) Tahap
Eksplorasi
Fokus
penelitian lebih jelas sehingga dapat dikumpulkan data yang lebih terarah dan
spesifik. Observasi di tujukan pada hal-hal yang di anggap ada hubungannya
dengan fokus. Wawancara lebih berstruktur dan mendalam (interview) sehingga
informasi yang mendalam dan bermakna dapat di peroleh.
H. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena
pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah
di rumuskan.
Dalam
penelitian ini, pengumpulan data akan di lakukan langsung oleh peneliti dalam
situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang di
gunakan adalah data dokumentasi, wawancara mendalam yang berhubungan dengan
data yang di perlukan dan observasi.
1. Dokumentasi
Mendapatkan
informasi yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan Budaya Gotong Royong dalam kehidupan masyarakat Bogor
khususnya di desa Wates Jaya kecamatan
Cigombong kabupaten Bogor. Teknik dokumentasi ini juga di gunakan untuk
mendapatkan informasi dan data-data sekunder yang berhubungan dengan fokus penelitian.
2. Wawancara
Penggunaan
wawancara mendalam (interview) dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
data primer dari subyek penelitian dengan cara wawancara mendalam yang tidak
berstruktur, dengan pertimbangan supaya dapat berkembang sesuai dengan
kepentingan penelitian.
3. Observasi
Metode
ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda,
kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan menggunakan
alat indera dan di ikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala-gejala/fenomena yang di teliti.
Observasi
di lakukan bila belum banyak keterangan yang di miliki tentang masalah yang di selidiki.
Dari hasil observasi, dapat di peroleh gambaran yang lebih jelas tentang
masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkan.
Penggunaan
metode observasi dalam penelitian ini, sesuai yang di kemukakan oleh Blak dan
Champion (1999: 286-287), antara lain: pertama,
untuk mengamati fenomena sosial masyarakat sebagai peristiwa aktual yang
memungkinkan peneliti memandang fenomena tersebut sebagai proses; kedua, untuk
menyajikan kembali gambaran dari fenomena sosial masyarakat dalam laporan
penelitian dan penyajiannya; dan ketiga, untuk melakukan eksplorasi atas
setting sosial di mana fenomena itu terjadi.
Sementara
H.B. Sutopo (1997:10-11), mengemukakan bahwa teknik observasi di gunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, lokasi dan benda
serta rekaman gambar. Observasi dapat di lakukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Observasi langsung dapat mengambil peran maupun tidak berperan.
Spradley (1980), menjelaskan bahwa peran peneliti dalam metode observasi dapat
dibagi menjadi: (1). Tak berperan sama sekali, (2). Berperan aktif, (3).
Berperan pasif, dan (4). Berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar
menjadi warga atau anggota kelompok yang sedang di amati.
I. TEHNIK ANALISIS DATA
Definisi
analisis data, oleh para ahli metodologi
penelitian. Berikut ini adalah definisi analisis data yang dikemukakan oleh
para ahli metodologi penelitian tersebut, yang terdiri dari :
1.
Menurut Bogdan dan Taylor
(1971), analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan
tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesa itu.
2.
Menurut Lexy J. Moleong
(2002), analisis data adalah proses mengorganisasikan dari mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dari
pengertian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa, analisis data adalah
rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan
verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademik dan
ilmiah.
Analisis
data penelitian bersifat berkelanjutan dan di kembangkan sepanjang program.
Analisis data di laksanakan mulai penetapan masalah, pengumpulan data dan setelah data
terkumpulkan. Dengan menetapkan masalah
penelitian, peneliti sudah melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut
dalam berbagai perspektif teori dan metode yang di gunakan yakni metode
analisis.
Analisis
dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan (Matthew B.Miles dan A
Michael Huberman,1992: 16 – 17).Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif
secara umum di mulai sejak pengumpulan data 1) reduksi data,yang di artikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan
tertulis di lapangan; 2) penyajian data (display data) di lakukan dengan
menggunakan bentuk teks naratif dan 3) penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Teknik
analisis data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-data diperoleh
melalui teknik wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data-data tersebut,
di analisis secara saling berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara, yang
dipakai dasar untuk mengumpulkan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan
informan secara terus menerus secara triangulasi.
J.
TEHNIK KEABSAHAN DATA
Teknik
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan ada
tiga macam yaitu, antara lain :
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak
hanya di lakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan ke ikut sertaan
peneliti pada latar penelitian. Dalam konteks ini, dalam upaya menggali data
atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti selalu
ikut serta dengan informan utama dalam upaya menggali informasi yang berkaitan
dengan fokus penelitian. Misalnya peneliti selalu bersama informan utama dalam
melihat lokasi penelitian.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan
pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang relevan atau isu yang sedang di cari dan kemudian memusatkan diri
pada hal-hal tersebut secara rinci.
Pengambilan
pembahasan penelitian, peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu
secara tekun dalam upaya menggali data atau informasi untuk di jadikan obyek
penelitian, yaitu masalah Budaya Gotong royong Dam Kehidupan Masyarakat Bogor
khususnya di Desa Wates Jaya Kecamatan
Cigombong Kabupaten Bogor .
Triangulasi
Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Denzin (1978), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyedik dan teori.
Validitas
dan objektivitas merupakan persoalan
fundamental dalam kegiatan ilmiah. Agar data yang di peroleh peneliti memiliki
validitas dan objektivitas yang tinggi,
di perlukan beberapa persyaratan yang di perlukan. Berikut ini akan peneliti
kemukakan metode yang di gunakan untuk meningkatkan validitas dan
objektivitas suatu penelitian, terutama
dalam penelitian kualitatif.
Robert
K. Yin (1996), mensyaratkan adanya validitas design penelitian. Untuk itu,
Paton (1984), menyarankan di terapkan teknik triangulasi sebagai validitas
design penelitian. Adapun teknik triangulasi yang peneliti pakai dalam penelitian
ini adalah triangulasi data atau triangulasi sumber. Sebagaimana di kemukakan
Yin, triangulasi data di maksudkan agar dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
multi sumber data.
peneliti
dalam pengecekan data dan penggunakan sumber data dengan menggunakan sumber
data dalam penggaliannya, baik itu sumber data primer yang berupa hasil
wawancara maupun sumber data sekunder yang berupa buku, majalah dan dokumen
lainnya.
Sedangkan
metode atau cara dengan analisis data adalah metode analisis kualitatif.
Artinya analisis kualitatif di lakukan dengan memanfaatkan data (kualitatif)
dari hasil observasi dan wawancara mendalam, dengan tujuan memberikan
eksplanasi dan pemahaman yang lebih luas atas hasil data yang di kumpulkan.
Melakukan perbandingkan atau mengkorelasikan hasil
penelitian dengan teori yang telah ada. Mencari perbandingan atau hubungan
antara hasil penelitian dengan teori yang ada.
K. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika
pembahasan bertujuan untuk memudahkan
penelitian,langkah – langkah pembahasan sebagai berikut:
BAB
I : Pendahuluan, pada bab ini
terdiri atas enam sub bab antar lain
latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.
BAB
II : Kajian pembahasan,pada
bab ini terdiri dari dua sub bab, sub bab pertama yaitu pembahasan teori dan
sub bab kedua yakni hasil penelitian yang relevan.
BAB
III : Metode penelitian pada
bab ini terdiri dari enam sub bab yaitu pendekatan dan jenis penelitian, jenis
dan sumber data, tahap – tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data dan teknik keabsahan data.
BAB
IV : Penyajian data, yang
terdiri dari dua sub bab yakni yang pertama deskripsi umum obyek penelitian dan
sub bab kedua deskripsi hasil penelitian.
BAB
V : Analisis data
dari dua sub bab, yang pertama sub bab yang mengupas tentang temuan dan sub bab
kedua berisi tentang konfirmasi temuan dengan teori.
BAB
VI : Penutup yang terdiri dari
kesimpulan yang di tutup dengan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto,
R. 1980. Gotong-Royong : Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia. Surabaya : PT.
Bina Ilmu.
Kayam,
Umar. Prisma No.3 Th XVI 1987. Keselarasan dan Kebersamaan : Suatu Penjelajahan
Awal. Jakarta : LP3ES.
Soerjono
Soekanto tahun 1982. ,tolong menolong dalam kehidupan masyarakat
Iqbal
Hasan, M., Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cet. 1,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
Koencoroningrat,
Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1981
Lexy,
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 13 Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Komentar
Posting Komentar