Resume Hal 74 sampai hal 78 Pada Buku Tes Psi,Anne Anatasi



Nama             : Edwin Munip
Nim                : 2011611059
Mata kuliah  : Psikologi Diagnostik
Resume Hal 74 sampai hal 78 Pada Buku Tes Psi,Anne Anatasi
RELATIVITAS NORMA-NORMA
Perbandingan Antar Tes
IQ atau skor apapun digunakan tes untuk memperoleh skor yang akan di peroleh. Skor tes tidak dapat di interprestasikan secara abstrak,melainkan harus di rujuk pada tes-tes tertentu. Posisi relatif individu pada berbagai fungsi yang berbeda bisa di gambarkan secara salah karena kurangnya komparabilitas norma-norma tes.
 Misalnya seorang mahasiswa telah mendapat tes pemahaman verbal dan tes bakat spasial untuk menentukan posisi relatif dalam dua bidang. Jika tes verbal di standardisasikan pada sampel acak dan tes spasial di standardisasikan pada suatu kelompok yang menghadiri mata pelajaran pilihan, bisa saja salah menyimpulkan bahwa individu lebih pada jalur verbal ketimbang jalur spasial atau sebaliknya.  Contoh lain dengan perbandingan longitudinal kinerja tes pada waktu yang berbeda.
Ada tiga elemen utama untuk menerangan variasi sistematik di antara skor-skor individu yang sama pada tes yang berbeda yaitu :
1.      Tes- tes bisa berbeda dalam isi meskipun labelnya sama,tes intelegensi bisa memberikan ilustrasi kebingungan seperti ini. Secara umum di deskripsikan dengan istilah yang sama ,hanya memuat kandungan verbal ,sedangkan yang lain di dominasi oleh tes bakat spasial,kandungan verbal dan spasial dalam proporsi yang kurang lebih sama.
2.      Unit-unit skala yang mungkin tidak dapat di bandingkan,jika IQ pada salah satu tes memiliki SD 12 dan IQ yang lain memiliki SD 18,maka IQ 112 pada IQ yang pertama kemungkinan besar akan menerima IQ 118 pada tes kedua.
3.      Komposisi sampel-sampel standardisasi yang di gunakan dalam memantapkan norma-norma untuk berbagai tes bisa berbeda-beda,individu yang sama akan nampak menunjukkan kinerja lebih baik di bandingkan kelompok yang kurang mampu dari pada di bandingkan dengan kelompok yang lebih mampu.
Kurangnya komparabilitas,baik isi maupun unit-unit skala bisa di deteksi denagn rujukan pada tes itu sendiri atau pada pegangan tes.
Sampel Normatif
Norma apapun di batasi pada populasi normatif tertentu dari mana norma itu di turunkan. Pengguna tes tidak boleh luput dan memahami cara norma itu di tetapkan. Norma – norma itu hanya mewakili kinerja tes orang-orang yang merupakan sampel standardisasi.
Dalam teminologi statistik ,di buat perbedaan antara sampel dan populasi.
Ø  Sampel merujuk pada kelompok orang yang sungguh-sungguh di tes
Ø  Populasi merujuk pada kelompok yang lebih besar,tetapi sama dengan yang menjadi asal dari sampel itu.
Contoh: menetapkan norma-norma kinerja tes bagi populasi anak-anak laki-laki sekolah negeri di daerah perkotaan berusia 10 tahun ,bisa mengetes sampel yang di pilih secara hati-hati,yang terdiri dari 500 anak laki-laki berusia 10 tahun, sampel ini akan di periksa dengan rujukan distribusi geografis,tingkat sosioekonomis,komposisi etnis,dan karakteristik yang relevan untuk memastikan bahwa sampel itu benar-benar representatif dari populasi yang di maksud.
Pengembangan dan aplikasi norma-norma tes ,perhatian terbesar pada sampel stan dardisasi. Sampel harus kuat untuk memberikan nilai yang stabil. Norma – norma dengan kesalahan sampel yang besar jelas akan memiliki nilai yang kecil dalam interprestasi skor tes. Faktor – faktor selektif samar- samar membuat sampel tidak representatif seharusnya di selidiki dengan hati-hati. Faktor yang selektif di ilustrasikan dalam sampel-sampel institusional. Contoh : individu yang terbelakang mentalnya dengan kekurangan fisik lebih mungkin di instutisionalisasikan dari pada yang sehat secara fisik.
Erat kaitannya tentang representatif tidaknya sampel adalah kebutuhan untuk menetapkan populasi spesifik di mana norma – norma itu bisa di generalisasikan. Cara  memastikan bahwa sampelnya representatif adalah membatasi populasi yang cocok dengan spesifikasi dari sampel yang tersedia. Contoh : di sekolah jika populasi itu di tetapkan mencakup anak 14 tahun lebih dan bukan anak-anak yang beusia 14 tahun ,maka sampel sekolah itu akan representatif. Menginterprestasikan skor-skor tes harus di pertimbangkan pengaruh-pengaruh khusus menyangkup sampel normatif yang di gunakan dalam menstandardisasikan tes tertentu.
Norma – Norma Jangkar Nasional ( National Anchor Norms)
Pemecahan atas kurangnya komparabilitas norma adalah dengan tes jangkar ( anchor test) untuk menghasilkan tabel-tabel ekuivalensi bagi skor-skor pada tes yang berbeda metode ekuipresentil, yaitu skor-skor yang di anggap ekuivalen bila skor-skor presentil yang sama dalam kelompok yang ada.
Tes jangkar terdiri dari pemahaman bacaan dan subtes kosakata dari metropolitan achievement test,yang untuk norma-norma baru di tetapkan dalam satu fase proyek itu.

Comments

Popular Posts