Sejarah Psikologi Kepribadian



Nama             : Edwin Munip
Nim                 : 2011611059
Fakustas       : Psikologi
Mata kuliah   : Psikologi kepribadian
Dosen            : Drs.Riza Pahlevi,Psi

Sejarah Psikologi Kepribadian
Penyusunan  teori dalam psikologi kepribadian telah ada sejak lama dilakukan sebelum masehi, orang mencoba-coba memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat.  Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia,  seseorang berusaha mencari ciri-ciri  khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
            Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berpendapat bahwa segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut.  Bila didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, maka orang itu akan memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh,dan sebagainya. Sedang bila kebanyakan unsur api, maka orang tersebut akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.

1.    Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah.

A.     Chirologi atau Ilmu Guratan Tangan ( jawa : rajah)
Dasar pikiran pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-guratan tangan orang itu tidak ada yang sama satu dengan yang lain, macamnya adalah sebanyak orangnya (inilah yang mendasari pikiran Daktiloskopi/ilmu sidik jari). Jika sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-guratan tangan tersebut, maka dia akan mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya. Usaha yang biasanya dilakukan orang hanya memperhatikan beberapa gurat (garis) saja.
B.   Astrologi atau Ilmu Perbintangan
Pengaruh kosmis terhadap manusia merupakan dasar dari pemikiran  pengetahuan ini. Pada waktu seorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda angkasa; jika kita dapat mengenal perbedaan mengenai sifat-sifat khas orangnya; biasanya usaha yang dilakukan orang tidak sejauh itu, dan hanya orang-orang yang lebih secara tradisional meniru saja apa yang dikatakan oleh orang sebelumnya, padahal reliabilitas dan validitas prinsip-prinsip yang telah ada belum diuji.
C.   Grafologi atau Ilmu Tentang Tulisan Tangan
Pendapat bahwa pengetahuan ini adalah hasil abad XIX, namun ada juga bukti-bukti yang menunjukkan, bahwa sebelum itu telah ada juga orang yang memperhatikannya, misal Camilo Baldo (Italia, 1622).
Karangan dalam lapangan ini berasal dari abad XIX ialah : Systeme de Graphologie hasil karya Abbe Michon, yang kemudian dilanjutkan dan disempurnakan oleh Crepiaux jamin dalam A B C de la Graphologie.Kini karangan-karangan dalam lapangan ini telah banyak dan diantaranya yang dapat dipandang sebagai karya terbaik adalah karya L.Klages: Handschrift und Character.
 Dasar pikiran grafologi adalah gerakan menulis yang dilakukan manusia itu merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya. Kalau sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti dia juga dapat mengenal keadaan khusus kepribadian penulisnya. Dalam menganalisis tulisan itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Ø  Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik atau menurun,
Ø  Condong tegaknya tulisan,
Ø  Besar kecilnya huruf,
Ø  Jarak tulisan dari satu garis ke garis yang lainnya,
Ø  Tumpul runcingnya tulisan,
Ø  Tebal-tipisnya tulisan,
Ø  Tetap atau tidaknya ukuran tulisan,
Ø  Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.
Hal-hal  tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan jalan demikian orang mencoba menarik kesimpulan mengenai kepribadian penulisnya.
D.   Physiognomi atau ilmu tentang wajah
Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar pikiran ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat interpertasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa. Tokoh yang mengusahakan secara luas pengetahuan ini dan mempergunakanya secara baik adalah: Joahann Casper Laveter (1741-1801), seorang pendeta di Zurich.
Karya Laveter dalam lapangan ini ialah:Physiognomische Fragmante zur Beforderung der Menchenkenntriss undMenschenliebe. Dalam buku tersebut dia menerangkan antara lain
Ø  Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan seseorang;
Ø  Hidung dan pipi adalah bagian yang dapat memberikan tanda halus atau kasarnya perasaan seseorang;
Ø   Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk untuk nafsu makan, nafsu minum dan sebagainya;
Ø  Mata adalah yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa; dan sebagainya.
Semasa hidupnya Laveter sebagai seorang pendeta yang banyak bergaul dengan bermacam-macam orang  menggunakan pedoman itu secara baik. Akan tetapi suksesnya tersebut bukan karena baiknya pedoman yang digunakan, melainkan ketajaman intuisisnya; jadi kalau pedoman tersebut dipergunakan oleh orang lain, maka lain-lain pulalah hasilnya.
E.   Phrenologi atau Ilmu Tentang Tengkorak
Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. Dasar pikiran ajaran bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing memiliki pusatnya di otak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itu keadaannya luar biasa, maka pusatnya di otak luar biasa pula besarnya.
Akibat hal ini ialah bentuk tengkorak  lalu terubah oleh pusat yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan - tonjolannya. Dengan mengukur secara teliti tonjolan-tonjolnya tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat seseorang. Phrenologi ini selanjutnya dikembangkan oleh Brocca (1824-1880), yang selanjutnya berhasil merumuskan teori lokalisasi, suatu teori yang walaupun telah mendapat kritikan namun masih populer hingga dewasa ini.
F.    Onychologi atau lmu Tentang Kuku
Kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus di ujung jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orangnya.
                Cabang pengetahuan ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini, oleh sekelompok ahli dari Perancis, yang dipelopori oleh Henry Bouquet, Cartan Pierre Giram, dan Henry Mangin.

2.    Usaha - Usaha Yang Lebih Tinggi Nilainya

a.       Ajaran tentang Cairan Tubuh
Tokoh yang sangat terkenal dan sangat besar pengaruhnya  tentang cairan tubuh  adalah Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.
1)     Pendapat Hippocrates
Hippocrates (460-370 SM) adalah bapak ilmu kedokteran, Menurut Hippocrates, kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh kosmologi empedoleks, yang meganggap bahwa alam semesta besrta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu: tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat yang didukung yaitu: kering, basah, dingin, dan panas, maka hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu:
-          Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning),
-          Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
-          Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan
-          Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras (normal) orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit).
2)     Pendapat Galenus
Galenus menyempurnakan ajaran Hipocrates tersebut, dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu:
-          Chole
-          Melanchole
-          Phlegma
-          Sanguis
Cairan-cairan dalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proporsi seharusnya (jadi: dominan) maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada dominannya salah satu cairan tubuh itu, oleh Galenus disebutnya tempramen.
Dasar pemikiran tersebut, Galenus  menggolongkan manusia menjadi empat tipe tempramen, beralas pada dominasi salah satu cairan tubuhnya.

Tipologi kepribadian menurut Hippocrates dan Gelenus
Tipe kepribadian
Cairan yang dominan
Prinsip
Sifat – sifat khasnya
Chloresia
Chole
Tegangan (tension)
Hidup,besar semangat,keras daya juang,hatinya mudah terbakar,optimistik
Melancholis
Melanchole
Penegaran (Rigidity)
Mudah kecewa,daya juang kecil,muram ,pesimistis
Phlegmatis
Phlegma
Plastisitas
Tak suka terburu-buru,tenang(calm),mudah terpengaruhi,setia ,lamban
Sanguinis
Sanguis
Ekspansitivitas
Hidup mudah berganti haluan,ramah,lekas bertindak tapi juga lekas berhenti

Permulaan perkembangan tipologi
Empedokles
Hippocrates
Galenus
Unsur
Sifat
Sifat
Cairan
Cairan
Tipe
Tanah
Kering
Kering
Chole
Chole
Choleris
Air
Basah
Basah
Melanchole
Melanchole
Melancholis
Udara
Dingin
Dingin
Phlegmatis
Phlegmatis
Phlegmatis
Api
Panas
Panas
Sanguis
Sanguis
Sanguinis


Tipe – tipe kepribadian menurut para ahli  hingga perkembangan kepribadian sampai sekarang
                                                      I.        Kretschmer (1888-1964)
Krestchmer mendasarkan penggolongan pada ciri-ciri fisik yang berorientasi pada penyakit kejiwaan.
Ø  Jenis Asthenis, bertubuh kurus,  jangkung, memiliki temperamen yang mirip dengan penderita skizofrenia
Ø  Jenis Atletis, bertubuh tegap,  seperti olahragawan, mempunyai temperamen yang mirip dengan penderita epilepsi
Ø  Jenis Piknis, gemuk, pendek, bertemperamen mirip dengan penderita manic-depresif
Ø  Jenis Diplastis, yang tidak termasuk ketiga jenis lainya.
                                                     II.        Carl.G. Jung (1875-1961)
Penggolongannya didasarkan pada tingkahlaku atau karakteristik yang psikologis
1     Jenis Introvert.
Terutama dalam keadaan emosional atau konflik dengan orang lain, orang tipe ini punya kecenderungan untuk menarik diri dan menyendiri. Ia  pemalu dan lebih suka bekerja sendiri di laboratorium atau perpustakaan daripada bekerja ditengah-tengah orang banyak.
2     Jenis Ekstrovert.
 Orang dengan kepribadian jenis ini apabila sedang tertekan biasanya menggabungkan diri di atara orang banyak sehingga individualitasnya berkurang. Ia peramah dan memilih pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan banyak orang.
3     Jenis Ambivert.
 Yaitu orang yang tidak termasuk dalam intovert atau ekstrovert. Ciri kepribadiannya merupakan campuran antara keduanya. 
Faktor-faktor kontemporer dari luar bidang psikologi yang mmempengaruhi perkembangan teori kepribadian antara lain berkembangnya aliran filsafat eksistensialisme, perubahan sosial budaya yang pesat, dan berkembangnya teknologi komputer.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan kebebasan, penentuan diri, dan keberubahan manusia, mempengaruhi para teoris kepribadian eksistensial dan humanistik. Perubahan sosial budaya telah memberikan arah baru kepada penelitian dan penyusunan teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-besaran dan cermat.

.


Komentar

Postingan Populer