Psikologi Anak berbakat
Nama
: Edwin Munip
Nim
: 2011611059
Mata
kuliah : Psikologi Anak berbakat
Dosen : Vallen Ayuningtyas, Spsi,Mpsi
Tugas
1.
Aplikasi teori Joseph Renzulli mengenai konsep anak
berbakat
a) High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak
berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ
anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi
kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya.
Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144),
keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
b) Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam
meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah.
Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan
oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan,
kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan
kemandirian.
c) Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk
menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru
dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi,
proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk
itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja
berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru,
punya rasa ingin tahu yang
besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri
dan humoris.
2.
karateristik
anak berbakat
Tidak
semua anak-anak berbakat istimewa (gifted) selalu menunjukkan atau memiliki
semua karakteristik yang disebutkan di dalam daftar ini.
Karakteristik Intelektual-Kognitif
1. Menunjukkan
atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim,
pikiran-pikiran kreatif.
2. Mampu
menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang
utuh.
3. Menunjukkan
kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
4. Mampu
menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan
mudah dipahami.
5. Memiliki
kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
6. Menunjukkan
daya imajinasi yang luar bisa.
7. Memiliki
perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan
baik.
8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang
bermain atau merangkai kata-kata.
9. Sangat
cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
10. Memiliki daya ingat jangka
panjang (long term memory) yang kuat.
11. Mampu menangkap ide-ide
abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
12. Memiliki kemampuan membaca
yang sangat cepat.
13. Banyak gagasan dan mampu
menginspirasi orang lain.
14. Memikirkan sesuatu secara
kompleks, abstrak, dan dalam.
15. Mampu memikirkan tentang
beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan
satu dengan yang lainnya.
Karakteristik Persepsi dan Emosi
1. Sangat
peka perasaannya.
2. Menunjukkan
gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam
menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang
lain).
3. Sangat
perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang
tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
4. Memiliki
perasaan yang dalam atas sesuatu.
5. Peka
dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
6. Pada
umumnya introvert.
7. Memandang
suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
8. Sangat
terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru.
9. Alaminya
memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
1. Menuntut
kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
2. Memiliki
dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Memiliki
rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
4. Sangat
mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh
hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
5. Selalu
berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
6. Melakukan
sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang
lain.
7. Senang menghadapi
tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap
“nyerempet-nyerempet bahaya” .
8. Sangat
peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
9. Memiliki
minat yang beragam dan terentang luas.
Karakteristik Aktifitas
1. Punya
energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke
hal lain tanpa terlihat lelah.
2. Sulit
memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding
anak normal.
3. Sangat
waspada.
4. Rentang
perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu
yang sangat lama.
5. Tekun,
gigih, pantang menyerah.
6. Cepat
bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan
hal-hal baru untuk dilakukan.
7. Spontanitas
yang tinggi.
Karakteristik Relasi Sosial
1. Umumnya
senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.
2. Sulit
melakukan kompromi dengan pendapat umum.
3. Merasa
diri berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir
atau pada saat merasakan suatu bentuk emosi.
4. Sangat
mudah jatuh iba, empatik, senang membantu.
5. Lebih
senang dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang
usianya jauh lebih tua.
3.
Faktor-faktor
yang memegaruhi timbulnya keterbakatan seorang anak
a) Hereditas
Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari
orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin,
kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya
faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga berbeda
setiap orangnya. U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara tegas
bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil
yang besar terhadap kemampuan mental seseorang
b) Lingkungan
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak
berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat).
Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan
seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu
bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti,
masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan
berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu
dapat membantunya dalam mencapai ataupun memeksimalkan bakatnya tersebut.
4.
Korelasi antara anak berbakat dan gangguan belajar
a.
Dampak Positifnya
Prestasi
anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan sosial.
1. Prestasi
fisik yang dapat dicapai
oleh anak-anak berbakat ialah mereka memiliki daya tahan tubuh yang prima serta
koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Anak berbakat mampu
berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan masa berjalan anak-anak
normal (Swanson, 1979).
2. Prestasi
psikologis dan sosial anak berbakat memiliki kemampuan emosi yang
unggul dan secara sosial pada umumnya mereka adalah anak-anak yang populer
serta lebih mudah diterima (Gearheart, Heward,1980).
3. Prestasi
akademik, anak berbakat pada
dasarnya memiliki sistem syaraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh
karena itu anak-anak berbakat dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi.
Menurut Bloom kognitif tingkat tinggi meliputi berfikir aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi dan kognitif tingkat rendah terdiri dari berfikir mengetahui
dan komprehensif.
b.
Dampak
negative
Selain
memiliki keunggulan-keunggulan diatas anak-anak berbakat mempunyai dampak dalam
karakteristik yang negative secara umum menurut Swassing yakni :
1. Mampu
mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan
yang sedikit.
2. Dapat
mendominasi diskusi
3. Tidak
sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya
4. Suka
ribut
5. Memilih
kegiatan membaca dari pada berparfsipasi aktif dalam kegiatan masyarakat, atau
kegiatan fisik
6. Suka
melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu
7. Jika
memimpin diskusi akan membawa situasi diskusi ke situasi yang harus selalu
tuntas.
8. Frustasi
disebabkan tidak jalannya aktivitas sehari-hari
9. Menjadi
bosan karena banyak hal yang diulang-ulang
Selain itu masalah anak berbakat bisa dikatagorikan berdasarkan subjeknya antara lain :
1. Masalah
dan Dampak Bagi Individu
a. kecepatan
perkembangan kognitif yang tidak sesuai dengan perkembangan dan kekuatan fisik,
sehingga terjadi kesenjangan di antara keduanya, dapat menimbulkan perasaan
tidak adekuat pada diri anak.
b. Perkembangan
kognitif anak berbakat lebih cepat dari teman seumurnya, sehingga menimbulkan
kebosanan terhadap pengajaran reguler, kesulitan hubungan sosial.
c. Kemampuan anak berbakat untuk menyerap dan
menghimpun informasi yang tidak diimbangi dengan perkembangan emosi dan
kesadaran dapat menimbulkan ketidakstabilan perkembangan emosi.
2. Masalah dan Dampak Bagi Keluarga
Orang tua yang tidak memahami dan menyadari
potensi yang dimilki anaknya cenderung tidak peduli dan merespon perilakunya.
KEBERBAKATAN bukanlah penyimpangan,
tetapi merupakan perkembangan intelektual, sedangkan gangguan belajar (specific
learning disabilities) adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan dalam
satu atau lebih area inteligensia. Gangguan belajar disebabkan adanya gangguan
perkembangan yang mengakibatkan fungsi inteligensia terganggu. Keunikan,
kelebihan, dan karakteristik anak semacam ini yang ternyata menyulitkan,
berbagai gangguan perkembangan, serta kebutuhan khususnya dalam metode
pendidikan, membutuhkan sejumlah besar keilmuan untuk menjelaskan.
Umumnya mereka terlambat bicara dan
terjebak dalam diagnosis autisme, sekalipun memang mereka mempunyai gejala
mirip autisme. Tidak jarang pula tertukar diagnosis mereka dengan autisme
Asperger ataupun autis savant. Autis Asperger ada yang mempunyai IQ tinggi
(tetapi tidak mengalami keterlambatan bicara), dan autis savant mempunyai
talenta luar biasa (tetapi mengalami gangguan sangat luas dalam area
inteligensia, seperti dalam film Rainman yang diperankan Dustin Hoffman).
Dalam uji psikologi, anak berbakat
dengan gangguan belajar menunjukkan profil inteligensia tidak harmonis, hasil
uji akan sangat tinggi dalam performa berupa kemampuan abstraksi dan logika
analisis, tetapi tertinggal dalam kemampuan verbal. Kesulitan yang sering
mengikuti hingga dewasa adalah gangguan pada memori jangka pendek yang mengatur
kemampuan hafalan, terlihat dari nilai hasil uji digit span test yang rendah,
2-3 (normal, 2-9). Para ahli audiologi menyebutnya auditory processing disorder
(APD). Artinya bukan telinganya yang terganggu, tetapi proses informasi di otak
terganggu sehingga mereka sering tampak seperti anak tuli atau melongo jika
diajak bicara dan tidak merespons jika dipanggil. Pada akhirnya berakibat
mengalami ketertinggalan perkembangan bicara dan bahasa.
Keberbakatan (giftedness) sesuai
dengan definisi Renzulli, yaitu mempunyai kemampuan inteligensia berupa
kemampuan logika analisis dan abstraksi tinggi, kreativitas tinggi, serta
motivasi dan ketahanan kerja tinggi. Namun, banyak di antara mereka justru
sulit berprestasi di sekolah. Hal ini karena ia visual learner, selalu berpikir
secara analisis, perfeksionis, dan kadang diikuti rasa percaya diri yang
kurang, dan takut gagal sebelum mengerjakan tugas yang sebenarnya bisa dia kerjakan.
Comments
Post a Comment