Makalah Perkembangan Keberagamaan Individu Pada Usia 5-12 Tahun
Makalah
Perkembangan Keberagamaan Individu Pada Usia 5-12 Tahun
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
psikologi agama
Dosen : Sholikhun,Sag,MH
Di susun oleh ,
Edwin Munip
(2011611059)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AZ ZAHRA
2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................................................................
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................
I.I Latar Belakang........................................................................................................................
I.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................................
I.3 Tujuan..........................................................................................................................................
I.4 Manfaat.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
2.1 Pengertian
Psikologi Agama ......................................................................................
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan agama
Pada Anak ...................................................................................................................
BAB III
PENUTUP....................................................................................................................................................
3.1
Kesimpulan.............................................................................................................................
3.2
Saran..........................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur
penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT,atas izin,kekuatan,petunjuk,dan
ridha-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Perkembangan Keberagamaan individu pada usia 5 tahun - 12 tahun".
Penyusun menyadari bahwa penyusun
makalah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini izinkan saya berterima kasih kepada:
1. Bapak Sholikhun, Sag, MH, selaku dosen pengampu mata kuliah
psikolgi agama
2. Orang tua yang telah memberikan motivasi dan doa.
3. Rekan-rekan penyusun yang telah memberikan bantuan,baik
berupa ide,waktu maupun tenaga demi terselesainya makalah ini.
Semoga semua amal kebaikan dari pihak-pihak tersebut karena
mendapat keridhoan dari Allah SWT.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembacanya dan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.
Tiada gading yang retak.Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.Kepada semua pihak,kritik dan saran yang membangun selalu saya
nantikan demi penyempurnaan pada penyusunan selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Syamsu
Yusuf menyatakan perkembangan diartikan sebagai perubahan progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati.
Selanjutnya dinyatakan bahwa perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju ke tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik pada aspek
fisik (jasmaniah) maupun psikhis (rohaniah) (Yusuf, 2002).
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Manusia sebagai objek psikologi memiliki kebutuhan baik jasmani maupun
rohani yang harus dipenuhi untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Dalam tingkat urgensitas kebutuhan inilah manusia tidak akan mampu terlepas
dari kodrat, yaitu kodrat bahwa manusia membutuhkan Tuhan atau dalam bahasa
sederhana manusia membutuhkan agama atau kepercayaan yang dijadikan pedoman
dalam hidup untuk mencapai kebahagiaan. Atas dasar kodrat inilah manusia akan
memahami esensi kehidupan yang sesungguhnya tentang siapa, dari mana sekaligus
untuk apa mereka diciptakan.
Dasar nilai-nilai agama ditanamkan pada anak-anak pada masa
sekolah dengan tahapan sesuai dengan usia dan untuk menerima kenyataan akan
hal-hal yang tidak selamanya rasional . Ajaran agama dengan pola fisik maupun psikis anak-anak di usia sekolah dasar menunjukkan peran penting psikologi yang menjadikannya berkaitan erat
dengan agama. Hal ini berkaitan
dengan perkembangan intelektualitasnya yang semakin berkembang.[1][8]
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari psikologi agama ?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan agama pada anak ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari psikologi agama
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan agama pada
anak
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini di harapkan bisa
membantu mahasiswa dalam memahami perkembangan keberagamaan individu usia 5 –
12 tahun sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupannya .Dapat memberikan
gambaran dan pengetahuan bagi pembaca tentang perkembangan keberagamaan
individu anak sekolah dasar . Dapat menjadi materi atau diktat ajar dan wahana
memahami perkembangan keberagamaan individu usia 5 tahun – 12 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Agama
Psikologi menurut George A.Miller
adalah ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan,dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.[2][1]Agama menurut J.H.Leuba
adalah agama sebagai cara bertingkah laku, sebagai sistem kepercayaan atau
sebagai emosi yang bercorak khusus.[3][2]
Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang
meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari
seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta
keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain psikologi agama adalah ilmu
yang meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang atau
mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara seseorang
berfikir,bersikap,berkreasi dan bertingkah laku yang membuktikan ketidak-adaan
Tuhan, karena tidak ada tehnik empiris untuk membuktikan adanya gejala yang
tidak empiris, tetapi sesuatu yang tidak dapatmembuktikan ketidak-adaan Tuhan,
karena tidak ada tehnik empiris untuk membuktikan adanya gejala yang tidak
empiris, tetapi sesuatu yang tidak dapattidak dapat dipisahkan dari
keyakinannya,karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.[4][3]
Psikologi agama tidak berhak
membuktikan benar tidaknya suatu agama, karena ilmu pengetahuan tidak mempunyai
teknik untuk mendemonstrasikan hal-hal yang seperti itu baik sekarang atau masa
depan, Ilmu pengetahuan tidak mampu membuktikan ketidak-adaan Tuhan, karena
tidak ada tehnik empiris untuk membuktikan adanya gejala yang tidak empiris,
tetapi sesuatu yang tidak dapat.
Pada fase ini karakter dasar atau
kepribadian seseorang terbentuk, yang akan bertambah kuat dengan dukungan ilmu
pengetahuan yang diperoleh pada fase berikutnya.
Kondisi-kondisi tersebut di atas
merupakan faktor-faktor yang mengantar pada urgensi penanaman kesadaran
beragama sejak dini dengan metode-metode tertentu untuk mencetak anak menjadi
agamis (being religious), bukan sekedar memiliki agama (having religion).Dalam
hal ini, peran pendidik (guru atau orang tua/keluarga sebagai komunitas pertama
dan terdekat dengan anak) adalah sesuatu yang tidak bisa di tawar.
Sebab kepercayaan seorang anak sangat tergantung kepada apa yang dilihat,
didengar, dirasakan dan diajarkan oleh orang tua, guru, kakak, teman bermain,
apa saja yang memberikan dan menyuguhkan informasi ke dalam jiwa dan
fikirannya. Sebab dalam usia seperti itu, anak-anak masih belum mampu berpikir
secara logis dan mandiri.
Kecenderungan yang paling menonjol
adalan merekam untuk selanjutnya meniru apa saja yang mereka saksikan.Persoalan
ini telah banyak menyita perhatian para psikolog dan agamawan. Hanya saja,
jarang disadari bahwa Islam dengan al-Qur’an dan Hadits telah banyak memberikan
contoh dalam hal ini. Nabi Muhammad saw. di samping sebagai nabi, kepala
negara, panglima perang, juga seorang pendidik yang sangat besar perhatiannya
terhadap anak-anak. Maka perlu kiranya kita melihat dan menelaah metode yang ditawarkan
Islam terutaman yang tercermin dalam kehidupan Rasulullah SAW.
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Agama Pada Anak
Masa pendidikan di SD merupakan
kesempatan pertama yang sangat baik, untuk membina pribadi anak setelah orang
tua, sekolah dasar merupakan dasar pembinaan pribadi dan mental anak. Apabila
pembinaan pribadi dan mental anak terlaksana dengan baik, maka si anak anak
memasuki masa remaja dengan mudah dan pembinaan pribadi dimasa remaja itu tidak
akan mengalami kesulitan.
Pendidikan anak di sekolah
dasarpun, merupakan dasar pula bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak.
Apabila guru agama di SD mampu membina sikap positif terhadap agama dan
berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka untuk mengembangkan
sikap itu pada masa remaja muda dan sianak telah mempunyai pegangan atau bekal
dalam menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.
Anak-anak akan bersifat sama sopan dan hormatnya kepada orang lain seperti kita
kepada mereka, jika dibesarkan dilingkungan rumah dimana mereka diperlakukan
dengan penuh kewibawaan, kebaikan hati dan rasa hormat, akan besar pengaruhnya
terhadap cara mereka memperlakukan orang lain. Mereka akan sampai kepada
keyakinan bahwa begitulah cara mereka harus memperlakukan orang lain. Mereka
juga cenderung memperlakukan kita dengan cara melihat kita memperlakukan orang
lain diluar keluarga.
Pendidikan agama islam memberikan dan
mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mental anak-anak dengan kelakuan
yang baik-baik dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan yang mulia.
Karena pendidikan agama islam memelihara anak-anak supaya melalui jalan yang
lurus dan tidak menuruti hawa nafsu yang menyebabkan nantinya jatuh ke lembah
kehinaan dan kerusakan serta merusak kesehatan mental anak. Adapun pendidikan
agama islam yang perlu di terapkan kepada anak sejak usia dini antara lain:
1. Membisikkan Kalimat
Tauhid
Dalam hal ini sejak
anak lahir kedunia tidak lain yang dibisikkan atau diperdengarkan setelah
keluar dari rahim ibunya kecuali “Allah” dengan menggunakan azan di telinga
kanan untuk anak laki-laki dan iqamat di telinga kiri untuk anak perempuan,
karena pendidikan agama islam membersihkan hati dan mensucikan jiwa agar
anak-anak nantinya tetap patuh perintah Allah.
2. Mengajari Akhlak yang Mulia
Dengan mengajari anak
akhlak yang mulia atau yang terpuji bukan hanya semata untuk mengetahuinya
saja, melainkan untuk mempengaruhi jiwa sang anak agar supaya beraklak dengan
akhlak yang terpuji. Karena pendidikan agama islam dalam rumah tangga sangat
berpengaruh besar dalam rangka membentuk anak yang berbudi pekerti yang luhur
dan memiliki mental yang sehat.
3. Mengislamkannya atau mengkhitankannya
Disebutkan dalam
Assahhain, dari hadits Abi Hurairah ra, berkata : “Rasululullah Saw. Bersabda :
“Fitrah itu ada lima (Khitan, mencukur buku di bawah perut, mencukur kumis,
memotong kuku dan mencabut buku ketiak)”. Disini khitan ditempatkan ditempat
sebagai ciri fitrahnya seseorang yang berdasarkan pada kelemah lembutan agama
yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, dimana ia diperintahkan untuk melakukannya pada
waktu ia mencapai usia 80 tahun. Dengan demikian sebagai orang tua yang
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya, agar tidak menyia-nyiakan
amanah tersebut, orang tualah sebagai pembina pertama dalam hidup dan kehidupan
si anak, olehnya itu anak perlu berbakti dan hormat serta berakhlak mulia
terhadap kedua orang tuanya.
4. Upaya Melestarikan
Kesehatan Mental Anak Melalui Pendidikan Agama Islam
Dalam upaya
melestarikan kesehatan mental setiap anak / orang harus mendapatkan pendidikan
dan bimbingan dan penyuluhan kejiwaan.Dengan demikian mereka membutuhkan sistem
persekolahan yang sesuai dengan kepribadian dan perkembangan anak.Perlunya
diketahui bahwa kesahatan mental dapat dicapai melalui kehidupan jadi rukun dan
damai diantaran kelompok sosial dengan saling memberi dukungan fisik, material
maupun moral untuk mencapai ketenangan hidup melalui agama, dapat meredam
gejala jiwa, dan perlu dilakukan / dilaksanakan secara konsisten dan produktif.
Adapun cara untuk menjaga kesehatan
mental anak melalui pendidikan agama islam antara lain :
1)
Menanamkan Rasa
Keagamaan terhadap Anak. Dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang agama,
agar anak dapat mengenal lebih dekat kepada sang pemberi petunjuk yaitu Allah
Swt. Agar apabila suatu saat seorang anak mengalami atau mendapatkan masalah
dalam hidupnya tidak timbul frustasi pada anak tersebut yang dapat menimbulkan
gangguan jiwa dan kesehatan mental paa tersebut dengan pengenalan agama lebih
dekat.
2)
Membimbing dan
Mengarahkan Perkembangan Jiwa Anak Melalui Pendidikan Agama Islam. Membimbing
dan mengarahkan perkembangan jiwa anak dapat diusahakan melalui pembentukan
pribadi dengan pengalaman keagamaan terhadap diri anak baik dalam lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah maupun masyarakat, lingkungan yang banyak
membentuk pengajaran yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama islam).
Akan membentuk pribadi, tindakan dan kelakuan serta caranya menghadapi hidup
akan sesuai dengan ajaran agama yang kesemuanya itu mengacu pada perkembangan
jiwa dan pembentukan mental yang sehat dalam diri si anak.
3)
Menanamkan Etika Yang
Baik Terhadap Diri Anak Berdasarkan Norma-Norma Keagamaan. Perkembangan agama
pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya,
terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0 – 12 tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan agama islam yang perlu di terapkan kepada
anak sejak usia dini antara lain:
Ø Membisikkan Kalimat
Tauhid
o Mengajari Akhlak yang Mulia
o Mengislamkannya atau mengkhitankannya
o Upaya Melestarikan Kesehatan Mental Anak Melalui
Pendidikan Agama Islam
Cara untuk menjaga
kesehatan mental anak melalui pendidikan agama islam antara lain :
v Menanamkan Rasa
Keagamaan terhadap Anak. Dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
agama, agar anak dapat mengenal lebih dekat kepada sang pemberi petunjuk yaitu
Allah Swt
v Membimbing dan Mengarahkan
Perkembangan Jiwa Anak Melalui Pendidikan Agama Islam. Membimbing dan
mengarahkan perkembangan jiwa anak dapat diusahakan melalui pembentukan pribadi
dengan pengalaman keagamaan terhadap diri anak baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah maupun masyarakat, lingkungan yang banyak membentuk
pengajaran yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama islam).
v Menanamkan Etika Yang
Baik Terhadap Diri Anak Berdasarkan Norma-Norma Keagamaan. Perkembangan agama
pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya,
terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0 – 12 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Sobur,
Alex. Psikologi Umum. 2009.
Bandung : Pustaka Setia
Ø Sururin. Ilmu Jiwa Agama. 2004.
Jakarta : PT Grafindo Jaya
Ø Daradjat,
Zakiyah. Ilmu
Jiwa Agama. 1993: Bulan Bintang
Komentar
Posting Komentar